Minggu, 08 Januari 2017

Psikologi Manajemen : Kepuasan Kerja



Nama          :       M Riyan Alamsyah
Kelas          :       3 PA 18
Npm            :      16514252

KEPUASAN KERJA

1.      Definisi Kepuasan Kerja
Berdasarkan Handoko dan Asa’ad (dalam Umar, 2003), mendefinisikan kepuasaan kerja sebagai penilaian atau cerminan dari perasaan pekerja terhadap pekerjaannya.
Menurut Handoko (dalam Tangkilisan, 2005), mengemukakan bahwa kepuasaan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dari para karyawan dalam memandang pekerjaan mereka.
Menurut Wekley dan Yukl (dalam Moeljono, 2003), kepuasaan kerja adalah cara seseorang karyawan merasakan pekerjaannya. Kepuasaan kerja merupakan generalisasi sikap-sikap terhadap pekerjaannya yang didasarkan atas aspek-aspek pekerjaannya yang bermacam-macam.
Berdasarkan Organ dan Near (dalam Moeljono, 2003), kepuasaan kerja adalah keadaan yang dirasakan sebagai kebahagiaan yang ditopang oleh upaya metode, kinerja, serta imbalan upah yang jelas dan wajar.
Jadi berdasarkan tokoh-tokoh diatas dapat disimpulkan kepuasaan kerja tersebut akan membentuk sikap dan perilaku yang positif terhadap pekerjaannya dan karyawan akan lebih bergairah dalam melaksanakan pekerjaan serta dapat mencurahkan segenap kemampuan.

2.      Dimensi Kepuasan Kerja
Berdasarkan Wexley dan Yukl (dalam Moeldjono, 2003) mengemukakan ada tiga dimensi kepuasan kerja :
a.     Kepuasan kerja adalah sebuah respons emosional terhadapsituasi kerja
b.    Kepuasan keja sering ditentukan oleh bagaimana outcomes (hasil/keluaran) dapat sesuai atau melebihi harapan.
c.     Kepuasan kerja akan mempresentasikan sikap-sikap yang berhubungan dengan hal tersebut.

3.      Faktor-Faktor Kepuasan Kerja
Faktor-faktor menurut Gilmer (dalam Wijono,2010) :
a.     Kesempatan untuk maju
Dalam hal ini ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan peningkatan kemampuan selama kerja.
b.    Keamanan kerja
Faktor ini sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja baik bagi karyawan pria maupun wanita. Keadaan yang aman sangat mempengaruhi perasaan karyawan selama kerja.
c.     Gaji
Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang mengekspresikan kepuasan kerjanya dengansejumlah uang yang diperolehnya.
d.    Perusahaan dan Manajemen
Perusahaan dan Manajemen yang baik adalah yang mampu memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil. Faktor ini yang menguntungkan kepuasan kerja karyawan.
e.     Pengawasan (Supervisor)
Bagi karyawan, supervisor dianggap sebagai figure ayah dan sekaligus atasannya, supervise yang buruk dapat berakibat absensi dan turn over.

Contoh kasus :
Dalam review jurnal kali ini, kami akan membahas jurnal yang berjudul “Kepuasan Kerja, Semangat Kerja, dan Komitmen Organisasional pada Staf Pengajar Universitas Gunadarma”. Jurnal tersebut ditulis oleh Ursa Majorsy yang diterbitkan pada bulan Desember tahun 2007 dalam Jurnal Psikologi, volume 1 nomor 1.
       Dalam jurnal tersebut, penulis mulai mendefinisikan pengertian komitmen organisasional dari Robbins yang selanjutnya penulis menuliskan pendapatnya mengenai pentingnya organisasional. Dalam jurnal tersebut, penulis juga menyelipkan komponen-komponen organisasional pada teori Meyer dan Aleen (1997) yang sekaligus dijadikan pedoman oleh penulis untuk penelitian tersebut.      Dalam jurnal tersebut, penulis tidak hanya menyebutkan komponen saja tetapi juga menjelaskan dari tiap komponen komponen tersebut. Selanjutnya, penulis mulai mengkaitkan komitmen organisasional dengan kepuasan kerja dan diikuti oleh pendapat Juliandi (2004). Penulis juga memasukkan beberapa pendapat mengenai kepuasan kerja. Setelah pendapat tokoh mengenai kepuasan kerja, penulis menuliskan beberapa pendapat mengenai semangat kerja. Penulis juga menuliskan beberapa faktor menurunnya semangat kerja. Diakhir pembahasan mengenai semangat kerja, penulis menuliskan empat aspek semangat kerja menurut Maier (1995).
       Dalam penelitian ini, penulis melibatkan 65 orang staf pengajar Universitas Gunadarma, baik laki laki maupun perempuan. Teknik penelitian yang digunakan adalah teknik sampling dan subjek penelitian adalah purposive sampling. Teknik pengambilan data dilakukan dengan mengisi kuisioner atau angket. Kuisioner terdiri dari identitas subjek, skala kepuasan kerja, skala semangat kerja, dan skala komitmen organisasional. Perhitungan uji validitas dan reliabilitas serta analisis data, penulis menggunakan Program SPSS ver 12.0
        Setelah diambil data, diketahui bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima, hal ini dibuktikan dengan hasil uji ANOVA atau F-Test. Diketahui bahwa untuk kepuasan kerja dan semangat kerja terhadap komitmen organisasional diperoleh nilai F sebesar 34.739 dengan tingkat signifikan 0.000 yang artinya ada pengaruh yang signifikan pada kepuasan kerja dan semangat kerja terhadap komitmen organisasional. Untuk kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional diperoleh 9.819 dengan tingkat signifikan 0.003 yang berarti ada pengaruh yang signifikan dari kepuasan kerja dan komitmen organisasional. Selanjutnya untuk semangat kerja terhadap komitmen organisasional diperoleh F sebesar 66.464 dengan tingkat signifikan 0.000 yang berarti ada pengaruh antara semangat kerja dan komitmen organisasional. Tidak hanya menunjukan hubungan antar variabel, penulis juga menunjukkan hasil dari penelitian tersebut. Pada bagian kesimpulan, penulis menunjukkan adanya pengaruh dari semangat kerja dan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional 

Pendapat
Menurut kami jurnal tersebut sudah baik, baik dari segi materi maupun dari segi penelitian. Namun, menurut kami penulis kurang banyak menuliskan definisi dari tokoh tokoh mengenai komitmen organisasional, semangat kerja, dan kepuasan kerja yang apabila ditambahkan bisa diharapkan agar pembaca dapat membuat suatu kesimpulan mengenai definisi komitmen organisasional, semangat kerja, dan kepuasan kerja.

Sumber:
Moeljono, D. (2003). Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi. Jakarta : Elex Media Komputindo.
Tangkilisan, H. N. S. (2005). Manajemen Publik. Jakarta : Grasindo.
Wijono, S. (2010). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : Kencana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar