Sabtu, 22 Oktober 2016

Tugas 2 Kelompok : Kekuasaan Dan Kepemimpinan



Tugas 2 Kelompok : Kekuasaan Dan Kepemimpinan








Nama Kelompok         :
Aggo Satria Pandega               (10514435)
Fakhri Alwan Maulana            (13514899)
M Riyan Alamsyah                 (16514252)
Thimin Jayadi S                     (1A514730)

Kelas                           :           3PA18
Mata Kuliah                  :           Psikologi Manajemen #
Dosen                          :           Natalia Konradus








UNIVERSITAS GUNADARMA
2016



PENDAHULUAN

   Latar Belakang
Sejarah manusia telah mencatat bahwa dari awalnya manusia merupakan makhluk sosial yang hidup secara berkelompok. Dari yang semula nomaden atau berpindah-pindah tempat sebagai perubahan habitat lingkungan hidupnya, sampai pada akhirnya seiring dengan perkembangan jaman manusia pun hidup menetap di suatu wilayah dengan peradabannya yang sedikit demi sedikit mengalami perubahan menuju kearah yang lebih modern.
Namun  bila dicermati, sejak dari jaman yang masih serba primitive sampai dengan era yang serba modern ini, ada satu hal yang tidak berubah dalam karakterkehidupan manusia. Yaitu, mereka selalu membutuhkan seorang pemimpin dalam setiap kelompoknya. Mulai dari kelompok kecil yang berupa keluarga sampai dengan kelompok yang terbesar yaitu Negara.
Di era sekarang,kepemimpinan lebih menitik beratkan kepada nilai-nilai moral, spiritual, dan keteladanan.yang hanya bias dijalankan oleh seorang pemimpin yang sejati, yang melayani, dan rela berkorban untuk kepentingan mereka yang di pimpinnya.
Kepemimpinan dimulai dari dalam hati, dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Disinilah peran seorang pemimpin sejati yangh memiliki nilai religious, parotis, professional, dan humanis yang akan memimpin dengan baik dan mampu menjadi contoh teladan bagi para pengikutnya.


1.      KEPEMIMPINAN

A.    Pengertian
Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang mempunyai imbuhan pe-an yang menunjukkan sifat dimiliki oleh pemimpin. Pemimpin berarti, mengarahkan, membina, mengatur, menunjukkan terhadap orang yang dipimpinnya agar terbina dan bersedia mengikutinya dengan rasa tanggung jawab. Kepemimpinan menunjukkan sifat atau gaya seseorang dalam memimpin seseorang atau organisasi.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi dan memotivasi mereka yang dipimpinnya untuk melakukan hal-hal yang diperlukan dalam mencapai tujuan yang di inginkan bersama.
Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi atau menggerakkan orang-orang yang dipimpin sedemikian rupa sehingga memperoleh kepatuhan, kepercayaan, rasa hormat, dan loyalitas untuk menyelesaikan tugas yang di amanahkan.
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengantisipasi, melihat kedepan, mempertahankan fleksibelitas dan memberdayakan orang lain untuk menciptakan perubahan strategis yang diperlukan.
Seorang pemimpin adalah seseorang yang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan orang-orang yang dipimpinnya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan bersama. Dan oleh karenanya seorang pemimpin harus bias memberdayakan dan meningkatkan kualitas orang-orang yang dipimpinnya dengan menumbuhkan dan mengembangkan segala potensi yang mereka miliki supaya mereka mampu menyelesaikan tugas yang didelegasikan kepada mereka.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat menerima kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, selain itu seorang pemimpin juga harus bias bersikap ing ngarsa sung tulodha yaitu mampu menjadikan dirinya sebagai contoh dan teladan yang baik bagi orang-orang yang dipimpinnya.

B.     Sebab-Sebab Munculnya Kepemimpinan
Sejarah manusia telah mencatatbahwa dari awalnya manusia merupakan makhluk social yang hidup secara berkelompok. Dari yang semula nomaden atau berpindah-pindah tempat sebagai perubahan habitat lingkungan hidupnya, sampai pada akhirnya seiring dengan perkembangan jaman manusia pun hidup menetap di suatu wilayah dengan peradabannya yang sedikit demi sedikit mengalami perubahan menuju kearah yang lebih modern.
Namun  bila dicermati, sejak dari jaman yang masih serba primitive sampai dengan era yang serba modern ini, ada satu hal yang tidak berubah dalam karakterkehidupan manusia. Yaitu, mereka selalu membutuhkan seorang pemimpin dalam setiap kelompoknya. Mulai dari kelompok kecil yang berupa keluarga sampai dengan kelompok yang terbesar yaitu Negara.
Ada tiga teori yang menjelaskan bagaimana munculnya pemimpin:
(kartini kartono,183:29)
1.      Teori geneti
Teori ini menyatakan bahwa pemimpin itu sudah ada bakat sejak lahir dan tidak dapat dibuat. Diat memang sudah ditakdirkan untuk menjadi pemimpin. Teori ini menganut pandangan determin artinya pandangan yang sudah ditentukan sejak dulu.
2.      Teori social
Teori ini menyatakan bahwa pemimpin tidak dilahirkan akn tetapi seorang calon pemimpin dapat disiapkan, dididik, dan dibentuk agar dia menjadi pemimpin melalui pendidikan dan dorongan berbagai pihak.
3.      Teori ekologis atau sintesis
Teori ini menyatakan bahwa seseorang akan sukses menjadi pemimpin apabila dia memang memiliki bakat-bakat pemimpin. Kemudian bakat ini dikembangkan melalui pendidikan, dorongan dan pengalaman yang membentuk pribadi seorang pemimpin.

2.      KEKUASAAN

A.    Pengertian
Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan. Kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari  pelaku (Miriam Budiardjo,2002) atau kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berprilaku sesuai dengan kehendak yang memengaruhi (Ramlan  Surbakti, 1992).      
Kekuasaan (power) dan kepemimpinan tidak bisa dipisahkan karena keduanya memiliki hubungan yang sangat erat. Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat ukur mempengaruhi perilaku para pengikutnya. Ini berarti bahwa kekuasaan merupakan alat didalam proses kepemimpinan.
Istilah kekuasaan dalam literatur manajemen telah cukup banyak diberikan oleh para pakar, akan tetapi  masih juga terjadi kekaburan tentang pengertiannya. Seringkali kekuasaan dipergunakan silih berganti dengan istilah-istilah lainnya seperti pengaruh  (influence) dan otoritas (authority).
Max Weber (dalam  Thoha, 2007:330) menyatakan bahwa kekuasaan sebagai suatu kemungkinan yang membuat seorang actor di dalam suatu hubungan social berada dalam suatu jabatan untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan yang menghilangkan halangan.
Walted Nord merumuskan kekuasaan itu sebagai suatu kemampuan untuk mempengaruhi aliran energy dan dana yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan yang berbeda secara jelas dari tujuan lainnya.
Konsepsi kekuasaan yang telah diterima secara luas adalah dikotomi antara “position power” (kekuasaan karena kedudukan) dan “personal power” (kekuasaan pribadi). Menurut konsep tersebut, kekuasaan sebagian diperoleh dari peluang yang melekat pada posisi seseorang dalam organisasi dan sebagian lagi disebabkan oleh atribut-atribut pemimpin tersebut serta dari hubungan pemimpin-pengikut.
Ø  Position power adalah kewenangan formal, control terhadap sumber daya dan imbalan, control terhadap informasi, control ekologis.
Ø  Personal power berasal dari keahlian dalam tugas, persahabatan, kesetiaan, kemampuan persuasif dan karismatik dari seorang pemimpin.
Menurut kartini kartono (1994:140) mengungkapkan bahwa sumber kekuasaan seorang pemimpin dapat berasal dari:
·         Kemampuannya untuk mempengaruhi orang lain.
·         Sifat dan sikapnya yang unggul, sehingga mempunyai kewibawaan terhadap pengikutnya.
·         Memiliki informasi, pengetahuan, dan pengalaman yang luas.
·         Memiliki kemahiran human relation yang baik, kepandaian bergaul dan berkomunikasi.
Kekuasaan merupakan kondisi dinamis yang dapat berubah sesuaiperubahan kondisi dan tindakan-tindakan individu atau kelompok. Ada dua teori yang dapat menjelaskan bagaimana kekuasaan diperoleh, dipertahankan atau hilang dalam organisasi. Teori tersebut adalah :
Ø  Social exchange theory, menjelaskan bagaimana kekuasaan diperoleh dan hilang selagi proses mempengaruhi timbale balik terjadi selama beberapa waktu antara pemimpin dan pengikut. Focus dari teori ini mengenai expert power dan kewenangan.
Ø  Strategic contingencies theory, menjelaskan bahwa kwkuasaan dari suatu subunit organisasi tergantung pada factor keahlian dalam menangani masalh penting, sentralisasi unit kerja dalam ar5us kerja dan tingkat keahlian dari subunit tersebut.   

B.    Membandingkan Kepemimpinan dan Kekuasaan
Kedua konsep ini saling bertautan. Para pemimpin menggunakan kekuasaannya untuk mewujudkan tujuan kelompok dan mencapai tujuan tersebut dengan menggunakan kekuasaan sebagai srana untuk memudahkan usaha mereka tersebut. Salah satu perbedaan antara kedua istilah itu terkait dengan kesesuaian tujuan. Kekuasaan tidak mensyaratkan kesesuaian tujuan, tetapi hanya ketergantungan. Sebaiknya, kepemimpinan mensyaratkan keserasian antara tujuan pemimpin dan mereka yang dipimpin . perbedaan yang kedua berkaitan dengan  arah pengaruh. Kepemimpinan berfokus pada pengaruh kebawah arah pengikut. Kepemimpinan meminimalkan pola-pola pengaruh kesamping dank e atas. Sedangkan kekuasaan tidak demikian. Perbedaan lainnya terkait dengan penekanan penelitian. Penelitian mengenai kepemimpinan, sebagian besar menekan gaya. Penelitian tersebut mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti : seberapa suportif semestinya seorang pemimpin “ sampai tingkat mana proses pengambilan keputusan  harus dilakukan bersama dengan para pengikutnya” sebaiknya, penelitian mengenai kekuasaan cenderung mencakup bidang yang lebih luas dan berfokus pada taktik-taktik untuk memperoleh kepatuhan dari anak buah.

C.     Sumber-Sumber Kekuasaan
Kekuasaan berdasarkan kedudukan memiliki pengaruh potensial yang berasal dari kewenangan yang sah karena kedudukannya dalam organisasi terdiri dari: kewnangan formal dan kekuasaan pribadi.
-        Kewenangan formal, yaitu kewenangan yang mengacu pada hak prerogative, kewajiban dan tanggung jawab seseorang berkaitan dengan kedudukannya dalam organisasi atau system social.
-        Kekuasaan pribadi menjelaskan bahwa kelompok sumber berdasarkan kedudukan akan berlimpah pada orang-orang yang seraca hirarki mempunyai kedudukan dalam organisasi. Pengaruh potensial yang melekat pada keunggulan individu terdiri dari: kekuasaan ,keahlian (expert power), kekuasaan kesetiaan (referent power), dan kekuasaan karisma.
Dalam menjalankan kepemimpinan seorang pemimpin harus memiliki kekuasaan (power). Bentuk kekuasaan bermcam-macam meurut Tosi, Rizzo, dan Carrol (1990), bahwa ada lima bentuk dari kekuasaan yang dimilikin seseorang yakni:

1.        Kekuasan Imbalan (Reward Power)
Adalah kekuasan yang didasarkan kemampuan seseorang menyediakan keu ntungan bagi sesuatu atau orang lain. Kekuasaan mengalir dari individu yang mampu menyediakan reward yang dibutuhkan orang lain. Kemampuan ini memungkinkan pemilik kekuasaan mengendalikan perilaku orang lain dan mencapai hasil yang diharapkan sejauh adanya kebutuhan orang lain tersebut akan reward yang disediakan olehnya.

2.      Kekuasaan paksaan (coercive power)
Adalah kekuasaan yang didasarkan atas kemampuan sesorang menyediakan dampak hukuman pada target akibat ketidakpatuhannya. Kekuasaan ini terletak pada kemampuan seseorang untuk memerintahkan kepatuhan lewat cara fisik. Seperti reward, kekuasaan jenis ini memungkinkan pemimpin mempengaruhi perilaku orang lain akibat kemampuannya menerapkan hasil yang tidak di inginkan. Ketidak patuhan atas orang yang punya jenis kekuasaan koersif menghasilkan penerapan hukuman dalam bentuk menahan reward yang diinginkan. Ini merupakan situasi kekuasaan koersif, kekuasaan yang mengikuti model militer.

3.       Kekuasaan Ahli (expert power)
Adalah kekuasaan yang didasarkan kemampuan dan pengetahuan khusus yang dimiliki seseorang dimna target atau oranglain kerap menggunakan atauy bergantung kepadanya. Orang selalu menghargai kompetensi, dan sebab itu expert power merupakan sumber kekuasaan yang penting untuk diterapkan. Kekuasaan mengalir dari orang yang punya skill, pengetahuan, dan kemampuan yang dibutuhkan dan dihargai oleh orang lain. Jika orang merenggek agar seorang pekerja mau menggunakan skill yang ia miliki untuk membantu mereka, maka pekerja tersebut punya kekuasaan.

4.      Kekuasaan Legitimasi (legitimate power)
Adalah kekuasaan yang didasarkan atas perasaan orang lain bahwa pelaku kekuasaan punya otoritas dan hak untuk mempengaruhi tindakan mereka. Perasaan ini merupakan hasil yang diterima dari organisasi formal atau warisan historis. Kekuasaan hadir pada mereka yang ditunjuk oleh organisasi untuk member perintah. Delegasi otoritas melegitimasikan hak seseorang memaksakan kepatuhan pada mereka yang menyatakan wajib untuk mentaati sumber kekuasaan (organisasi).

5.       Kekuasaan Referen (Referent Power)
Adalah kekuasaan yang bersumber dari sifat seseorang karena ia memiliki daya tarik tertentu. Seorang pemimpin akan mempunyai referensi terhadap para bawahannya yang mampu melaksanakan pekerjaan dan bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan.
Bahwa kekuasaan hamper selalu berkaitan dengan praktik-praktik seperti pengguanaan rangsangan (insentif) atau paksaan (coercion) guna mengamankan tindakan manuju tujuan yang telah ditetapkan. Seharusnya orang-orang yang berada di pucuk pimpinan, mengupayakan untuk sedikitmenggunakan insentif dan koersif. Sebab secara alamiah cara yang paling efisien dan ekonomis supaya bawahan secara sukarela dan patuh untuk melaksanakan pekerjaan adalah dengan cara mempersuasi mereka. Cara-cara koersif dan insentif ini selalu lebih mahal,dibandingkan jika karyawan secara spontan termotivasi untuk mencapai tujuan organisasi yang mereka pahami berasal dari definisi tradisional kekuasaan difokuskan pada kemampuan perorangan untuk menentukan atau membatasi hasil-hasil.


PENUTUP

Kesimpulan
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengantisipasi, melihat kedepan, mempertahankan fleksibelitas dan memberdayakan orang lain untuk menciptakan perubahan strategis yang diperlukan.
Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan. Kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari  pelaku (Miriam Budiardjo,2002) atau kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berprilaku sesuai dengan kehendak yang memengaruhi (Ramlan  Surbakti, 1992).

   Saran
Adapun saran yang kami berikan, melalui pembahasan kepemimpinan dan kekuasaan ini,diharapkan mahasiswa dapat memahami arti kepemimpinan dan kekuasaan, selain itu mahasiswa juga dapat menerapkan sikap sebgai pemimpin yang hebat pada kehidupan pribadi maupun dalam sebuah organisasi.



DAFTAR PUSTAKA

Kartono, kartini. 2003. pemimpinan dan kepemimpinan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Wheatley, Margaret J. 2002. Kepemimpinan Dalam Dunia Baru. Jakarta: Abdi tandur
Alma, Buchari. 2013. Keriwausahaan untuk mahasiswa dan umum. Bandung: Alfabeta
John C, Maxwellm.2011. The 5 Levels Leadership.Surabaya: Mic Publising

Jumat, 21 Oktober 2016

Analisis Gaya Kepemimpinan



Nama   : M Riyan Alamsyah
Kelas   : 3 PA 18
Npm    : 16514252

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi.
Menurut Para Ahli :
-       George R. Terry (1972:458): Pengertian Kepemimpinan menurut George R. Terry adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi. 
-    Stoner : Menurut Stoner, pengertian kepemimpinan adalah suatu proses mengenai pengarahan dan usaha untuk mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan anggota kelompok.
-       Jacobs dan Jacques (1990:281): Pengertian kepemimpinan menurut Jacobs dan Jacques adalah sebuah proses memberi arti terhadap usaha kolektif, dan mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran. 
-   Hemhiel dan Coons (1957:7): Menurut Hemhiel dan Coons, bahwa pengertian kepemimpinan adalah perilaku dari seseorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang akan dicapai bersama (shared goal). 
-     Ralph M. Stogdill : Pengertian kepemimpinan menurut Ralph M. Stogdill adalah suatu proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan sekelompok orang yang terorganisasi dalam usaha mereka menetapkan dan mencapai tujuan. 
-     Rauch dan Behling (1984:46): Pengertian kepemimpinan menurut Rauch dan Behling adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasikan ke arah pencapaian tujuan. 
-     Wexley dan Yuki (1977): Pengertian kepemimpinan menurut Wexley dan Yuki adalah mempengaruhi orang lain untuk lebih berusaha mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau merubah tingkah laku mereka.  


Analisis :

  1. Soekarno
Presiden pertama Republik Indonesia ini adalah seorang orator ulung yang mampu membangkitkan semangat nasionalisme masyarakat Indonesia. Beliau memiliki gaya kepemimpinan yang populis, bertemperamen meledak-ledak, dan menyukai keindahan.
Gaya kepemimpinan beliau berorientasi pada moral dan etika ideologi yang mendasari Negara atau partai, sehingga sangat konsisten dan fanatic. Sifat kepemimpinan yang menonjol adalah penuh percaya diri, penuh daya tarik, inisiatif dan inovatif serta kaya akan ide dan gagasan baru. Sehingga pada puncak kepemimpinannya, pernah menjadi panutan dan sumber inspirasi pergerakan kemerdekaan dari bangsa-bangsa Asia dan Afrika serta melepas ketergantungan dari Negara-negara Barat.
  1. Soeharto
Pemimpin kedua Indonesia ini merupakan pemimpin yang mempunyai visi dan misi, serta target jangka pendek dan jangka panjang yang jelas. Mahir dalam strategi, details dan panda dalam menggunakan kesempatan. Pembawaannya formal dan tidak hangat dalam bergaul.
Gaya kepemimpinan Presiden Soeharto merupakan gabungan dari proaktif-ekstratif dengan adaptif-antisipatif, yaitu gaya kepemimpinan yang mampu menangkap peluang dan melihat tantangan sebagai sesuatu yang berdampak positif serta mempunyai visi yang jauh ke depan dan sadar akan langkah penyesuaian.


3. Susilo Bambang Yudhoyono

Presiden ke-enam ini presiden pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat. Sosoknya demokratis, menghargai pendapat, tetapi selalu defensive terhadap kritik. Pembawaan SBY yang karena dibesarkan dalam lingkungan tentara dan ia juga berlatar belakang tentara, tampak agak formal. Beliau selalu santun dalam berpenampilan dan berbusana. Sebagai pemimpin beliau mampu mengambil keputusan kapanpun, dimanapun, dan dalam kondisi apapun.

4.  Jokowidodo
   
Jokowi dikenal akan gaya kepemimpinannya yang pragmatis dan membumi. Ia seringkali melakukan "blusukan" atau turun langsung ke lapangan untuk melihat langsung permasalahan yang ada dan mencari solusi yang tepat.
Gaya kepemimpinan Jokowi sebenarnya sangat bagus, yaitu dengan turun kelapangan umtuk melihat langsung permasalahan yang ada dan mencari solusi yang tepat. Dengan cara ini permasalahan dapat segera teratasi karena kita dapat menanyakan langsung kepada warga atau masyarakat sekitar apa permasalahan nya. Hal yang paling bagus dengan gaya kempemimpinan Jokowi adalah transparansinya, yaitu mempublikasikan semua informasi kepada masyarakat, sehingga masyarakat tahu dana/anggaran digunakan untuk apa saja dan dapat meminimalisir terjadinya korupsi.
  






Daftar Pustaka               
      
-          Nogi, Hessel. 2007. Manajemen Publik. Jakarta: PT Grasindo.
-          Umar, Husein. 2000. Business An Introduction. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.