Kamis, 29 Oktober 2015

Kultural (Kebudayaan)

Nama : M Riyan Alamsyah
Npm   : 16514252
Kelas : 2PA18

KEBUDAYAAN (CULTURE)

Pengertian Kebudayaan, Unsur, Sifat, & Arti Menurut Para Ahli| Kata "kebudayaan berasal dari (bahasa Sanskerta) yaitu "buddayah" yang merupakan bentuk jamak dari kata "budhi" yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai "hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal". Pengertian Kebudayaan secara umum adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan, seni, susila, hukum adat dan setiap kecakapan, dan kebiasaan.  Sedangkan menurut definisi Koentjaraningrat yang mengatakan bahwa pengertian kebudayaan adalah keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil yang harus didapatkannya dengan belajar dan semua itu tersusun dalam kehidupan masyarakat. Senada dengan Koentjaraningrat, didefinisikan olehSelo Soemardjan dan Soelaeman Soenardi, pada bukunya Setangkai Bunga Sosiologi (Jakarta :Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1964), hal 113, merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat. 

Pengertian Kebudayaan dalam bahasa inggris disebut culture. merupakan suatu istilah yang relatif baru karena istilah culture sendiri dalam bahasa inggris baru muncul pada pertengahan abad ke-19. Sebelumnya pada tahun 1843 para ahli antropologi memberi arti kebudayaan sebagai cara mengolah tanah, usaha bercocok tanam, sebagaimana tercermin dalam istilahagriculture dan holticulture. Hal ini bisa kita mengerti karena istilah culture berasal dari bahasa Latin colere yang berarti pemeliharaan, pengolahan tanah pertanian. Pada arti kiasan kata itu juga berarti "pembentukan dan pemurnian jiwa". Seorang antropolog lain, E.B. Tylor (1871), dalam bukunya yang berjudul Primitive Culture (New York ; Brentano's, 1924), hal 1, yang mendefinisikan pengertian kebudayaan bahwa kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. 
Unsur-unsur kebudayaan digolongkan kepada unsur besar dan unsur kecil yang lazimnya disebut dengan istilah culture universal karena di setiap penjuru dunia manapun kebudayaan tersebut dapat ditemukan, seperti pakaian, tempat tinggal, dan lain sebagainya. Beberapa dari orang yang sarjana telah mencoba merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan, seperti Bronislaw Malinowski dan C. Kluckhoh. 
a. Bronislaw Malinowski
Bronislaw Malinowski menyatakan bahwa ada empat unsur pokok kebudayaan yang meliputi sebagai berikut...
  • Sistem norma-norma yang memungkinkan kerja sama antaranggota masyarakat agar menyesuaikan dengan alam sekelilingnya. 
  • Organisasi ekonomi
  • Alat dan lembaga atau petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama). 
  • Organisasi kekuatan (politik)
b. C. Kliucckhohn
Kliucckhohn menyebutkan ada tujuh unsur kebudayaan, yaitu sistem mata pencaharian hidup; sistem peralatan dan teknologi; sistem organisasi kemasyarakatan; sistem pengetahuan; bahasa; kesenian; sistem religi dan upacara keagamaan.

c. Herskovits

Herskovits memandang bahwa kebudayaan merupakan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain yang kemudian disebut sebagai superorganik.

d. Andreas Eppink
Kebudayaan mengandung bentuk dari keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

e. Edward Burnett Tylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan dari yang kompleks yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Sifat hakikat kebudayaan adalah ciri-ciri khusus dari sebuah kebudayaan yang masing-masing masyarakat yang berbeda. Pada masyarakat Barat makan sambil berjalan, bahkan setengah berlari adalah hal yang biasa karena bagi mereka the time is money. Hal ini jelas berbeda dengan masyarakat timur. Jangankan makan sambil berjalan, bahkan makan berdiri saja sudah melanggar etika. Walaupun demikian, secara garis besar, seluruh kebudayaan yang ada di dunia ini memiliki sifat-sifat hakikat yang sama. Sifat-sifat hakikat kebudayaan sebagai berikut...
  • Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia. 
  • Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan. 
  • Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan tingkah lakunya. 
  • Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan tindakan-tindakan yang diizinkan. 
Semua kebudayaan senantiasa bergerak karena ia dinamis karena sebenarnya gerak kebudayaan adalah gerak manusia itu sendiri. Gerak atau dinamika manusia sesama manusia, atau dari satu daerah kebudayaan daerah lain, baik disengaja maupun tidak disengaja, seperti migrasi atau pengungsian dengan sebab-sebab tertentu. Dinamika dalam membawa kebudayaan dari suatu masyarakat ke masyarakat lain yang menyebabkan terjadinya akulturasi. 

Proses akulturasi kebudayaan dalam sejarah umat manusia telah terjadi pada umat atau bangsa-bangsa terdahulu. Dimana Adakalanya kebudayaan yang dibawa dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat setempat dan adakalanya ditolak, parahnya ada juga sekelompok individu yang tetap tidak menerima kebudayaan asing walaupun mayoritas kelompok individu di sekelilingnya sudah menjadikan kebudayaan tersebut bagian dari kebudayaannya. 

Pada umumnya, unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah sebagai berikut.. 
  • Unsur Kebudayaan kebendaan, seperti alat-peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya, contohnya adalah pada alat tulis menulis yang banyak dipergunakan orang Indonesia yang diambil dari unsur-unsur kebudayaan barat. 
  • Unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat besar misalnya radio transistor yang banyak membawa kegunaan terutama sebagai alat mass-media. 
  • Unsur-unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur-unsur tersebut, seperti mesin penggiling padi dengan biaya murah serta pengetahuan teknis yang sederhana, dapat digunakan untuk melengkapi pabrik-pabrik penggilingan. 
Unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh suatu masyarakat adalah sebagai berikut... 
  • Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan, seperti ideologi, falsafah hidup, dan lainnya
  • Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang sangat mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat. Nasi merupakan makanan pokok sebagian besar masyarakat indonesia sukar sekali diubah dengan makanan pokok lainnya. 
Gambaran Dalam Dunia Nyata
HARUS NYATA DAN WAJAR MENAMPILKAN CIRI KHAS SUATU BUDAYA


Strategi pemasaran tak lepas dari sebuah periklanan, namun peran iklan biasanya berubah selama siklus hidup suatu produk. Tahap awal, biasanya iklan difokuskan untuk mencapai kesadaran atas keberadaan sebuah produk (awareness), menumbuhkan sebuah keinginan untuk memiliki (interest), kemudian peranannya akan bertransformasi sebagai upaya mempertahankan loyalitas pelanggan.
Siklus ini pula yang dialami Kopi Kapal Api yang telah hadir sejak puluhan tahun lalu dan telah diterima oleh semua lapisan dan golongan masyarakat sebagai merek favorit. Alhasil, strategi komunikasi pemasarannya tidak lagi fokus membangun brand kesadaran produk, tetapi lebih menjaga loyalitas konsumennya dengan memosisikan diri sebagai merek orisinal yang bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia.
“Kecintaan tersebut diwujudkan lewat iklan TVC yang mengangkat pesona keindahan, kekayaan alam, dan budaya Indonesia. Meski baru diimplementasikan pada kegiatan ATL di tahun 2011, Kapal Api sudah sejak lama mengampanyekan kegiatan BTL yang berhubungan dengan kebudayaan Indonesia, seperti wayang kulit dan wayang golek di beberapa daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah,” jelas Ihsan Mulia Putri, Chief Executive Officer PT Kapal Api Global.
Bagi Kapal Api, penayangan iklan tersebut diharapkan dapat membangun pencitraan merek sesuai visi perusahaan untuk menjadi produsen kopi yang dominan dan memiliki reputasi yang baik, sehingga menciptakan ikatan yang kuat dengan konsumen. Ini guna menjaga loyalitas dan menanamkan pemikiran di benak konsumen, bahwasanya kopi bukan lagi sebagai bagian dari produk, tetapi menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.
Ihsan menambahkan, bila dicermati, tayangan iklan produk kopi yang menghiasi layar televisi masyarakat kita masih berkutat pada komunikasi pemasaran yang menitikberatkan pada manfaat secara fungsional dari sebuah produk. Hal inilah yang mendorong Kapal Api untuk mengombinasikan secara rasional manfaat fungsional produk dengan merek secara emosional.
Bentuk realisasi yang dilakukan Kapal Api adalah membuat kampanye bertajuk “Secangkir Semangat untuk Indonesia” dalam pembuatan iklannya. Menimbang meminum kopi sudah menjadi kebiasaan dan bagian dari jutaan masyarakat Indonesia untuk mengawali hari sebelum beraktivitas. “Secara sinonim dapat dikatakan Kopi Kapal Api tak lagi menjadi minuman kopi biasa, tetapi di dalam secangkir kopi terkandung dorongan semangat untuk beraktivitas,” sebut Ihsan.
Kendati tidak secara khusus mengangkat isu budaya, pesan yang ingin disampaikan dari iklan tersebut menekankan semangat segenap lapisan masyarakat untuk menyebarkan semangat positif, baik semangat untuk selaras dengan alam, semangat untuk menjaga budaya agar lestari, semangat memajukan pendidikan, termasuk semangat menjadi bangsa yang percaya diri untuk terus maju.
Rencananya, kampanye Secangkir Semangat untuk Indonesia akan terus diusung menjadi tema periklanan Kopi Kapal Api sampai tahun 2012. Beberapa seri pun telah disiapkan sebagai kelanjutan dari kampanye terdahulu dengan menampilkan sudut pandang yang berbeda dari korelasi produk, budaya, dan semangat konsumen Indonesia. Seri pertama menayangkan mengenai biji kopi sebagai komoditi Indonesia, sedang seri kedua menampilkan budaya Indonesia. “Total ada lima seri yang telah siap ditayangkan, seri ke depan akan menampilkan kekayaan alam Indonesia,” jelas Ihsan.
Berbicara proses pembuatan iklan bertemakan budaya Indonesia, Ihsan menyebutkan pihaknya melibatkan beberapa strategic partner, yaitu agensi periklanan dan rumah produksi. Pembuatannya tidak jauh berbeda dengan iklan pada umumnya, namun sedikit lain pada waktu pengerjaan karena penyesuaian lokasi dengan format cerita yang akan dibangun. Sebab itu lokasi selalu berpindah-pindah untuk kepentingan pengambilan gambar, mulai dari Jakarta, Yogyakarta, Bali, Lombok, Surabaya, dan daerah lainnya.
Selain penyesuaian lokasi, proses pembuatan iklan yang bernuansa budaya nasional memiliki tantangan yang cukup tinggi. Pasalnya, iklan yang dibuat haruslah nyata dan wajar dengan menampilkan ciri khas atau kearifan budaya setempat yang akan diangkat. Dan ini dilakukan tanpa mendramatisir cerita yang tidak sesuai dengan aslinya, lantaran akan berdampak negatif pada kampanye iklan tersebut.
Alhasil, sebelum membuat iklan Secangkir Semangat untuk Indonesia, Kapal Api melakukan studi dan riset tentang target audience, perilaku dan pandangan masyarakat akan kopi Indonesia, sekaligus persepsi mereka akan Kopi Kapal Api. Setelah konsep sesuai dengan temuan, maka konsep iklan akan lebih mudah bertransformasi.
Usai iklan dibuat dan ditampilkan kepada masyarakat, riset Kapal Api tak berakhir di situ. Secara rutin perusahaan melakukan evaluasi, salah satunya adalah advertising awareness untuk mengukur sejauh mana persepsi audiens dan pesan dapat ditangkap calon konsumen ataupun konsumen sendiri.
Kegiatan Secangkir Semangat untuk Indonesia Kapal Api juga memerhatikan aspek sosial dalam menjaga hubungan dengan konsumen dan masyarakat luas. Artinya, tidak hanya menjalankan bisnis, tetapi juga memberikan kembali kepada konsumen dan turut berkontribusi terhadap pembangunan bangsa. Contohnya, salah satu kegiatan yang dilakukan adalah “Hari Semangat”, yaitu membagikan secangkir kopi “semangat” kepada masyarakat yang sedang beraktivitas atau berangkat kerja di pagi hari.
Sementara semangat Kapal Api dalam membangun bangsa dilakukan dengan mendonasikan buku pendidikan. Setiap orang yang menyampaikan satu pesan semangat melalui www.secangkirsemangat.com dan Twitter: @ScangkirSmangat dengan hashtag #secangkirsemangat berarti telah menyumbang dua buku untuk dibagikan ke sekolah-sekolah di pelosok Indonesia.
“Kapal Api bekerja menggandeng Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar, yakni lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan dengan tema “Secangkir Semangat Selangit Harapan”. Ada sekitar 20.000 buku yang didonasikan ke sekolah-sekolah di pelosok Indonesia. Pencapaian ini merupakan bukti kuatnya semangat kita semua untuk menuju Indonesia yang lebih baik,” pungkas Ihsan. (Moh. Agus Mahribi/DM/09)

Gambaran Dalam Dunia Maya

contohnya seperti pada gambar di bawah ini iklan – iklan tentang kebudayaan Indonesia yang di desain secara menarik






Contoh iklan dalam bentuk Video Kebudayaan bisa di buka di link dibawah ini :

         
                                         

Daftar Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar