Nama : M Riyan Alamsyah
Npm : 16514252
Kelas : 2PA18
KEBUDAYAAN (CULTURE)
Pengertian Kebudayaan, Unsur, Sifat, & Arti
Menurut Para Ahli| Kata "kebudayaan berasal dari (bahasa Sanskerta)
yaitu "buddayah" yang merupakan bentuk jamak dari kata "budhi" yang
berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai "hal-hal yang
bersangkutan dengan budi atau akal". Pengertian Kebudayaan secara umum adalah
hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang
kompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan, seni, susila, hukum adat dan
setiap kecakapan, dan kebiasaan. Sedangkan menurut definisi Koentjaraningrat yang
mengatakan bahwa pengertian kebudayaan adalah keseluruhan manusia dari kelakuan
dan hasil yang harus didapatkannya dengan belajar dan semua itu tersusun dalam
kehidupan masyarakat. Senada dengan Koentjaraningrat, didefinisikan olehSelo
Soemardjan dan Soelaeman Soenardi, pada bukunya Setangkai
Bunga Sosiologi (Jakarta :Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 1964), hal 113, merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya,
cipta, dan rasa masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan
kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang
diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta
hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.
Pengertian Kebudayaan dalam bahasa inggris disebut culture.
merupakan suatu istilah yang relatif baru karena istilah culture sendiri dalam
bahasa inggris baru muncul pada pertengahan abad ke-19. Sebelumnya pada tahun
1843 para ahli antropologi memberi arti kebudayaan sebagai cara mengolah tanah,
usaha bercocok tanam, sebagaimana tercermin dalam istilahagriculture dan holticulture.
Hal ini bisa kita mengerti karena istilah culture berasal dari bahasa Latin
colere yang berarti pemeliharaan, pengolahan tanah pertanian. Pada arti kiasan
kata itu juga berarti "pembentukan dan pemurnian jiwa". Seorang
antropolog lain, E.B. Tylor (1871), dalam bukunya yang berjudul
Primitive Culture (New York ; Brentano's, 1924), hal 1, yang mendefinisikan
pengertian kebudayaan bahwa kebudayaan adalah kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain
kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia
sebagai anggota masyarakat.
Unsur-unsur kebudayaan digolongkan kepada unsur besar
dan unsur kecil yang lazimnya disebut dengan istilah culture universal karena
di setiap penjuru dunia manapun kebudayaan tersebut dapat ditemukan, seperti
pakaian, tempat tinggal, dan lain sebagainya. Beberapa dari orang yang sarjana
telah mencoba merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan, seperti Bronislaw
Malinowski dan C. Kluckhoh.
a. Bronislaw Malinowski
Bronislaw Malinowski menyatakan bahwa ada empat unsur
pokok kebudayaan yang meliputi sebagai berikut...
- Sistem norma-norma yang memungkinkan kerja sama antaranggota
masyarakat agar menyesuaikan dengan alam sekelilingnya.
- Organisasi ekonomi
- Alat dan lembaga atau petugas untuk pendidikan (keluarga adalah
lembaga pendidikan utama).
- Organisasi kekuatan (politik)
b. C. Kliucckhohn
Kliucckhohn menyebutkan ada tujuh unsur kebudayaan, yaitu sistem mata
pencaharian hidup; sistem peralatan dan teknologi; sistem organisasi
kemasyarakatan; sistem pengetahuan; bahasa; kesenian; sistem religi dan upacara
keagamaan.
c. Herskovits
Herskovits memandang bahwa kebudayaan merupakan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain yang kemudian disebut sebagai superorganik.
d. Andreas Eppink
Kebudayaan mengandung bentuk dari keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
e. Edward Burnett Tylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan dari yang kompleks yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Sifat hakikat kebudayaan adalah ciri-ciri khusus dari sebuah kebudayaan yang masing-masing masyarakat yang berbeda. Pada masyarakat Barat makan sambil berjalan, bahkan setengah berlari adalah hal yang biasa karena bagi mereka the time is money. Hal ini jelas berbeda dengan masyarakat timur. Jangankan makan sambil berjalan, bahkan makan berdiri saja sudah melanggar etika. Walaupun demikian, secara garis besar, seluruh kebudayaan yang ada di dunia ini memiliki sifat-sifat hakikat yang sama. Sifat-sifat hakikat kebudayaan sebagai berikut...
c. Herskovits
Herskovits memandang bahwa kebudayaan merupakan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain yang kemudian disebut sebagai superorganik.
d. Andreas Eppink
Kebudayaan mengandung bentuk dari keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
e. Edward Burnett Tylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan dari yang kompleks yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Sifat hakikat kebudayaan adalah ciri-ciri khusus dari sebuah kebudayaan yang masing-masing masyarakat yang berbeda. Pada masyarakat Barat makan sambil berjalan, bahkan setengah berlari adalah hal yang biasa karena bagi mereka the time is money. Hal ini jelas berbeda dengan masyarakat timur. Jangankan makan sambil berjalan, bahkan makan berdiri saja sudah melanggar etika. Walaupun demikian, secara garis besar, seluruh kebudayaan yang ada di dunia ini memiliki sifat-sifat hakikat yang sama. Sifat-sifat hakikat kebudayaan sebagai berikut...
- Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat
perilaku manusia.
- Kebudayaan telah ada terlebih dahulu
mendahului lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan
habisnya usia generasi yang bersangkutan.
- Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan
diwujudkan tingkah lakunya.
- Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang
berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan
ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan tindakan-tindakan yang
diizinkan.
Semua kebudayaan senantiasa bergerak karena ia dinamis
karena sebenarnya gerak kebudayaan adalah gerak manusia itu sendiri. Gerak atau
dinamika manusia sesama manusia, atau dari satu daerah kebudayaan daerah lain,
baik disengaja maupun tidak disengaja, seperti migrasi atau pengungsian dengan
sebab-sebab tertentu. Dinamika dalam membawa kebudayaan dari suatu masyarakat
ke masyarakat lain yang menyebabkan terjadinya akulturasi.
Proses akulturasi kebudayaan dalam sejarah umat
manusia telah terjadi pada umat atau bangsa-bangsa terdahulu. Dimana Adakalanya
kebudayaan yang dibawa dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat setempat dan
adakalanya ditolak, parahnya ada juga sekelompok individu yang tetap tidak
menerima kebudayaan asing walaupun mayoritas kelompok individu di sekelilingnya
sudah menjadikan kebudayaan tersebut bagian dari kebudayaannya.
Pada umumnya, unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah
diterima adalah sebagai berikut..
- Unsur Kebudayaan kebendaan, seperti
alat-peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat
bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya, contohnya adalah pada alat
tulis menulis yang banyak dipergunakan orang Indonesia yang diambil dari
unsur-unsur kebudayaan barat.
- Unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat
besar misalnya radio transistor yang banyak membawa kegunaan terutama
sebagai alat mass-media.
- Unsur-unsur yang dengan mudah disesuaikan
dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur-unsur tersebut, seperti
mesin penggiling padi dengan biaya murah serta pengetahuan teknis yang
sederhana, dapat digunakan untuk melengkapi pabrik-pabrik
penggilingan.
Unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh suatu
masyarakat adalah sebagai berikut...
- Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan,
seperti ideologi, falsafah hidup, dan lainnya
- Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf
pertama proses sosialisasi. Contoh yang sangat mudah adalah soal makanan
pokok suatu masyarakat. Nasi merupakan makanan pokok sebagian besar
masyarakat indonesia sukar sekali diubah dengan makanan pokok
lainnya.
Gambaran Dalam Dunia Nyata
HARUS NYATA DAN WAJAR
MENAMPILKAN CIRI KHAS SUATU BUDAYA
Strategi
pemasaran tak lepas dari sebuah periklanan, namun peran iklan biasanya berubah
selama siklus hidup suatu produk. Tahap awal, biasanya iklan difokuskan untuk
mencapai kesadaran atas keberadaan sebuah produk (awareness), menumbuhkan
sebuah keinginan untuk memiliki (interest), kemudian peranannya akan
bertransformasi sebagai upaya mempertahankan loyalitas pelanggan.
Siklus ini
pula yang dialami Kopi Kapal Api yang telah hadir sejak puluhan tahun lalu dan
telah diterima oleh semua lapisan dan golongan masyarakat sebagai merek
favorit. Alhasil, strategi komunikasi pemasarannya tidak lagi fokus membangun
brand kesadaran produk, tetapi lebih menjaga loyalitas konsumennya dengan
memosisikan diri sebagai merek orisinal yang bangga menjadi bagian dari bangsa
Indonesia.
“Kecintaan
tersebut diwujudkan lewat iklan TVC yang mengangkat pesona keindahan, kekayaan
alam, dan budaya Indonesia. Meski baru diimplementasikan pada kegiatan ATL di
tahun 2011, Kapal Api sudah sejak lama mengampanyekan kegiatan BTL yang
berhubungan dengan kebudayaan Indonesia, seperti wayang kulit dan wayang golek
di beberapa daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah,” jelas Ihsan Mulia Putri, Chief
Executive Officer PT Kapal Api Global.
Bagi Kapal
Api, penayangan iklan tersebut diharapkan dapat membangun pencitraan merek
sesuai visi perusahaan untuk menjadi produsen kopi yang dominan dan memiliki
reputasi yang baik, sehingga menciptakan ikatan yang kuat dengan konsumen. Ini
guna menjaga loyalitas dan menanamkan pemikiran di benak konsumen, bahwasanya
kopi bukan lagi sebagai bagian dari produk, tetapi menjadi bagian dari
kehidupan masyarakat.
Ihsan
menambahkan, bila dicermati, tayangan iklan produk kopi yang menghiasi layar
televisi masyarakat kita masih berkutat pada komunikasi pemasaran yang
menitikberatkan pada manfaat secara fungsional dari sebuah produk. Hal inilah
yang mendorong Kapal Api untuk mengombinasikan secara rasional manfaat
fungsional produk dengan merek secara emosional.
Bentuk
realisasi yang dilakukan Kapal Api adalah membuat kampanye bertajuk “Secangkir
Semangat untuk Indonesia” dalam pembuatan iklannya. Menimbang meminum kopi
sudah menjadi kebiasaan dan bagian dari jutaan masyarakat Indonesia untuk
mengawali hari sebelum beraktivitas. “Secara sinonim dapat dikatakan Kopi Kapal
Api tak lagi menjadi minuman kopi biasa, tetapi di dalam secangkir kopi
terkandung dorongan semangat untuk beraktivitas,” sebut Ihsan.
Kendati tidak
secara khusus mengangkat isu budaya, pesan yang ingin disampaikan dari iklan
tersebut menekankan semangat segenap lapisan masyarakat untuk menyebarkan
semangat positif, baik semangat untuk selaras dengan alam, semangat untuk
menjaga budaya agar lestari, semangat memajukan pendidikan, termasuk semangat
menjadi bangsa yang percaya diri untuk terus maju.
Rencananya,
kampanye Secangkir Semangat untuk Indonesia akan terus diusung menjadi tema
periklanan Kopi Kapal Api sampai tahun 2012. Beberapa seri pun telah disiapkan
sebagai kelanjutan dari kampanye terdahulu dengan menampilkan sudut pandang
yang berbeda dari korelasi produk, budaya, dan semangat konsumen Indonesia.
Seri pertama menayangkan mengenai biji kopi sebagai komoditi Indonesia, sedang
seri kedua menampilkan budaya Indonesia. “Total ada lima seri yang telah siap
ditayangkan, seri ke depan akan menampilkan kekayaan alam Indonesia,” jelas
Ihsan.
Berbicara
proses pembuatan iklan bertemakan budaya Indonesia, Ihsan menyebutkan pihaknya melibatkan
beberapa strategic partner, yaitu agensi periklanan dan rumah
produksi. Pembuatannya tidak jauh berbeda dengan iklan pada umumnya, namun
sedikit lain pada waktu pengerjaan karena penyesuaian lokasi dengan format
cerita yang akan dibangun. Sebab itu lokasi selalu berpindah-pindah untuk
kepentingan pengambilan gambar, mulai dari Jakarta, Yogyakarta, Bali, Lombok,
Surabaya, dan daerah lainnya.
Selain
penyesuaian lokasi, proses pembuatan iklan yang bernuansa budaya nasional
memiliki tantangan yang cukup tinggi. Pasalnya, iklan yang dibuat haruslah
nyata dan wajar dengan menampilkan ciri khas atau kearifan budaya setempat yang
akan diangkat. Dan ini dilakukan tanpa mendramatisir cerita yang tidak sesuai
dengan aslinya, lantaran akan berdampak negatif pada kampanye iklan tersebut.
Alhasil,
sebelum membuat iklan Secangkir Semangat untuk Indonesia, Kapal Api melakukan
studi dan riset tentang target audience, perilaku dan pandangan masyarakat akan
kopi Indonesia, sekaligus persepsi mereka akan Kopi Kapal Api. Setelah konsep
sesuai dengan temuan, maka konsep iklan akan lebih mudah bertransformasi.
Usai iklan
dibuat dan ditampilkan kepada masyarakat, riset Kapal Api tak berakhir di situ.
Secara rutin perusahaan melakukan evaluasi, salah satunya adalah advertising
awareness untuk mengukur sejauh mana persepsi audiens dan pesan dapat ditangkap
calon konsumen ataupun konsumen sendiri.
Kegiatan
Secangkir Semangat untuk Indonesia Kapal Api juga memerhatikan aspek sosial
dalam menjaga hubungan dengan konsumen dan masyarakat luas. Artinya, tidak
hanya menjalankan bisnis, tetapi juga memberikan kembali kepada konsumen dan
turut berkontribusi terhadap pembangunan bangsa. Contohnya, salah satu kegiatan
yang dilakukan adalah “Hari Semangat”, yaitu membagikan secangkir kopi
“semangat” kepada masyarakat yang sedang beraktivitas atau berangkat kerja di
pagi hari.
Sementara
semangat Kapal Api dalam membangun bangsa dilakukan dengan mendonasikan buku
pendidikan. Setiap orang yang menyampaikan satu pesan semangat melalui www.secangkirsemangat.com
dan Twitter: @ScangkirSmangat dengan hashtag #secangkirsemangat berarti telah
menyumbang dua buku untuk dibagikan ke sekolah-sekolah di pelosok Indonesia.
“Kapal Api
bekerja menggandeng Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar, yakni lembaga yang
bergerak dalam bidang pendidikan dengan tema “Secangkir Semangat Selangit
Harapan”. Ada sekitar 20.000 buku yang didonasikan ke sekolah-sekolah di
pelosok Indonesia. Pencapaian ini merupakan bukti kuatnya semangat kita semua
untuk menuju Indonesia yang lebih baik,” pungkas Ihsan. (Moh. Agus Mahribi/DM/09)
Gambaran Dalam Dunia Maya
contohnya seperti pada gambar di bawah ini iklan – iklan tentang kebudayaan Indonesia yang di desain secara menarik
Contoh iklan dalam bentuk Video Kebudayaan
bisa di buka di link dibawah ini :
Daftar Pustaka