Kamis, 30 November 2017

Tugas 3 Analisis Sistem Online

Nama Kelompok:
Bimo Anggoro Putro
Fakhri Alwan Maulana
M. Riyan Alamsyah
Maulana Prakasa

Kelas: 4PA18 

Transportasi Online
- Cara menggunakan
·       Menentukan tempat
·       Pilih transportasi
·       Booking
·       Dapat driver
- Investigasi
Banyak sekali transportasi yang berkembang dan ada di Indonesia dan mereka semua harus sudah mengikuti perkembangan zaman yang notabene menggunakan teknologi. Sehingga munculah suatu transportasi yang berbasis internet yang bisa kita sebut Gojek, Grab ataupun Uber.
- Analisis
·       Kelebihan
ü  Lebih murah dari transportasi konvensional
ü  Praktis
ü  Mempermudah pengguna karena berbasis internet.

·       Kekurangan
ü  Terbatas koneksi
ü  Terbatas mengenai power supply
ü  Terkadang sever down
- Design
·      Design mudah digunakan
·      Atraktif
- Implementasi
·       Mempermudah dalam berpindah tempat dengan kendaraan
·       Sebagai perantara
·       Sebagai jasa titip barang
- Review

            Transportasi online ketika situasi-situasi tertentu dan kondisi tertentu tidak bekerja secara optimal. Contoh, terbatas dengan kondisi, terbatas mengenai power supply, dan terkadang server down. Tidak dari sisi negatif saja tertapi ada positif yaitu lebih mudah dari transportasi konvensional, praktis, mempermudah pengguna karena berbasis internet.

Senin, 30 Oktober 2017

Tugas Softskill 2 (sistem informasi psikologi)

Nama Kelompok         :          Maulana Prakasa AF    (16514471)
                                                Bimo Anggoro Putro  (12514183)
                                                Fakhri Alwan M         (13514899)
                                                M Riyan Alamsyah     (16514252)

Kelas                           :           4PA18 


System
Element

Goals
Input
Process
Output
Tes EPPS (Edward Personal Preference Schedule)
1.      Tester
2.      Testee
3.      Pensil HB
4.      Penghapus
5.      Stopwatch
6.      1 buah buku persoalan
7.      1 buah lembar jawaban
1.      Tester melakukanrapport
2.      Testermemberikan instruksi
3.      Testeemengisi identitas diri
4.      Testermemulai pemeriksaan dan menyalakanstopwatch
5.      Testeemengerjakan soal
6.      Testeeselesai mengerjakan soal
7.      Testermelakukan penutupan
8.      Tester mempersilahkan testeeuntuk keluar terlebih dahulu untuk pengecekan
9.      Testermelakukan skoring terhadap jawabantestee
10.   Testermengkonversikan hasil skoringtesteebeserta hasilnya
Hasil pengerjaan tes EPPS testeeyang sudah diskoring, lalu dikonversikan dan diklasifikasikan
1.      Untuk keperluan observasi.
2.      Untuk melihat kebutuhan-kebutuhan seseorang yaitu kebutuhan khusus yang dimiliki seseorang.
3.     Mengungkap kan kebutuhan-kebutuhan seseorang dapat diklasifikansikan ke dalam 15 kebutuhan & motivasi umum yang dibuat berdasarkan suatu daftar kebutuhan pokok manusia.

Minggu, 08 Oktober 2017

Tugas Kelompok I Sistem Informasi Psikologi

Nama Kelompok         :          Maulana Prakasa AF   (16514471)
                                                Bimo Anggoro Putro   (12514183)
                                                Fakhri Alwan M          (13514899)
                                                M Riyan Alamsyah      (16514252)
                                               
Kelas                           :           4PA18



Sekilas Pengertian Sistem Informasi Psikologi
Sistem informasi psikologi adalah suatu bidang kajian ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara ilmu psikologi itu sendiri dalam kaitannya dengan penggunaan komputer dan aplikasinya dalam bidang psikologi. Sistem informasi psikologi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi-informasi yang berkaitan dengan ilmu psikologi yang dapat dijadikan untuk meningkatkan pengguna dalam pengambilan suatu keputusan terhadap penelitian, perencana, dan pengelolaan (Kurniawati, 2016).
Pengertian Sistem, Informasi, Psikologi.
Sebelum membahas lebih jauh, baiknya kita mengetahui masing - masing dari definisi tersebut. Definisi Sistem, Informasi, serta Psikologi :


Kata “Sistem” , bukanlah kata yang asing didengar oleh telinga kita.  Dalam percakapan sehari-hari, diskusi atau pun dokumen ilmiah sering kita temukan kata seistem ini . Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan suatu kumpulan dari unsur, komponen, yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan. Sistem juga diartikan sebagai suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha  mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan kompleks.
Sedangkan menurut para ahli, pengertian sistem diartikan sebagai berikut :
  • L. ACKOF, sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya.
  • McLeod Jr, sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
  • LUDWIG VON BARTALANFY, sistem merupakan sekumpulan komponen yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama.
Menurut istilah, sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) yaitu suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi.


Mengenai "informasi", informasi sangat penting bagi kebutuhan manusia dalam menjalani kehidupan di dunia. Informasi dapat kita temukan dalam berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik. Kata informasi dapat diartikan berita yang mengandung maksud tertentu. Pengalaman atau pengetahuan yang dikomunikasikan kepada orang lain juga merupakan pesan atau informasi.
Secara harfiah kata informasi berarti pesan, sedangkan secara maknawiah informasi diartikan sebagai uraian berisi keterangan tentang sesuatu (objek/peristiwa/masalah) yang disampaikan kepada seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan agar mereka mengetahui atau memahaminya.
Informasi juga diartikan sebagai data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendukung sumber informasi.
Berikut adalah definisi informasi menurut beberapa tokoh, yaitu :
  •  George R. Terry, Ph. D, informasi adalah data yang penting yang memberikan pengetahuan yang berguna.
  • Gordon B. Davis, informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk pentig bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang.
  • Stephen A. Moscove dan Mark G. Simkin, informasi sebagai kenyataan atau bentuk-bentuk yang berguna yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan bisnis.
  • Robert N. Anthony dan John Dearden, informasi sebagai suatu kenyataan, data, item yang menambah pengetahuan bagi penggunanya.
  • Joner Hasugian, informasi adalah sebuah konsep yang universal dalam jumlah muatan yang besar, meliputi banyak hal dalam ruang lingkupnya masing-masing dan terekam pada sejumlah media.
  • MC Leod, informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti


"Psikologi" atau ilmu jiwa merupakan suatu pengertian yang mencakup kehidupan manusia secara luas sekali. Hampir tidak ada tingkah laku manusia yang tidak berhubungan dengan soal kejiwaan manusia. Karena itulah salah satu definisi psikologi ialah ilmu yang mempelajari tingkahlaku manusia, khususnya dari segi kejiwannya.
Menurut arti kata, Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Mengacu pada pengertian dari George A.Miller, psikologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan pola pikir, yang berusaha mengendalikan peristiwa mental dan tingkahlaku manusia. Yang dimaksud tentang tingkahlaku di sini adalah segala kegiatan, atau tindakan atauperbuatan manusia yang kelihatanmaupun yang jtidak kelihatan, yang disadari maupun yang tidak disadari. Termasuk di dalamnya cara berbicara, berjalan, berpikir, mengambil keputusan, cara melakukan sesuatu, cara bereaksi terhadap sesuatu yang datang dari luar diri atau dalam diri.
Pengertian psikologi menurut para ahli, antara lain :
  • Crow & Crow, “ psychologi is the study of human behavior and human relationship” (psikologi adalah tingkah laku manusia, yakni interaksi manusia dengan dunia sekitarnya, baik berupa manusia lain [human relationship] maupun bukan manusia, hewan, iklim, kebudayaan, dan sebagainya).
  • Sartain, “psychology is the scientific study of the behavior of living organism, with especial attention given to human behavior” (psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkahlaku organisme yang hidup, terutama tingkahlaku manusia).
  • Chaplin dalam Dictionary of Psychology, “ psychology is science of human and animal behavior, the study of organism in all its variety and complexity as it respond to the flux and flow of the physical and social events which make up the environment” (psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan alam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakatan yang mengubah lingkungan).
Dari sekian banyak pengertian dan penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara ilmu psikologi dengan sistem informasi dimana di dalamnya terdapat kumpulan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu dari data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan mempunyai nilai yang nyata dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan dalam kaitannya dengan penggunaan komputer dan aplikasinya dalam bidang psikologi


SUMBER : 

Basuki, A.M.Heru. (2008). Psikologi umum. Jakarta: Universitas Gunadarma
Kurniawati, Ana. Sistem informasi psikologi. www.ana.staff.gunadarma.ac.id.. 9 Oktober 2016.

Sabtu, 22 April 2017

Contoh Kasus Tugas Individu II Psikoterapi

Contoh Kasus Logoterapi :

Menyesal Kecanduan Narkoba, Rio Reifan Ingin Taubat
Rio Reifan saat menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan [Foto: Panji Diksana/Liputan6.com]
Liputan6.com, Jakarta Rio Reifan harus menjalani sidang kasus kepemilikan narkoba di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (29/6/2015). Artis 30 tahun itu mengaku menyesal telah kecanduan barang haram tersebut.
Diakui Rio, semenjak diciduk polisi awal 2015 lalu, dirinya banyak mengalami kerugian. "Menyesal banget, banget, banget. Saya kehilangan banyak hal dari hidup saya, sangat banyak," kata Rio Reifan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (29/6/2015).
Rio Reifan usai menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan [Foto: Panji Diksana/Liputan6.com]
Makanya, momentum Ramadan kali ini membuat Rio Reifan semakin mendekatkan diri kepada Tuhan. Artis yang melejit berkat sinetron Cahayaitu mengaku ingin bertaubat dari kesalahannya yang lalu.
"Iya pengin (taubat) banget. Di sel alhamdulillah selalu puasa. Kalau ada masalah kayak gini, terus saya nggak puasa kan kebangetan. Saya berusaha dekat kepada Allah," pungkas Rio Reifan.
Rio Reifan
Seperti diketahui, Rio Reifan tertangkap pada 8 Januari 2015 di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, pukul 03.30 WIB. Ketika ditangkap, polisi mengamankan barang bukti berupa satu buah tas kecil warna hitam. Di dalamnya terdapat dua kantong plastik. Kantong pertama berisi narkoba jenis sabu seberat 0,48 gram. Sementara kantong kedua, berisi narkoba jenis sabu dengan berat 1,75 gram, beserta dua alat hisap. (Ras/Mer)

Alasannya : Pada penderita gangguan zat psikoaktif dapat disembuhkan dengan adanya kesadaran dan keinginan dari dalam diri sipenderita.Adanya keyakinan bahwa banyak hal yang dapat dia lakukan tanpa menggunakan zat terlarang tersebut dapat memberikan banyak dampak positif yang lebih dalam hidupnya. Jika diri kita yakin semua akan menjadi mungkin sebesar apapun hambatan yang kita alami.

Tugas Individu II Psikoterapi

Logoterapi

1. Konsep Dasar Pandangan Frankl tentang Perilaku/Kepribadian

Frankl menyetujui konsep sigmund freud mengenai ketidaksadaran tetapi menganggap kemauan untuk lebih mendasar dari kesenangan. Perbedaan utama antara logotherapy dan psikoanalisis adalah bahwa Freud dan Adler fokus pada masa lalu, sementara logoterapi lebih berfokus pada masa depan. Logoterapi berarti terapi melalui makna dan mengacu pada pendekatan yang  berorientasi pada spiritual Frankl untuk psikoterapi.

2. Unsur-Unsur Terapi

Hubungan terapis dengan klien
Frankl cenderung menekankan kemitraan antara klien dan terapis selama pencarian makna.

1) komitmen untuk berkomunikasi secara otentik dengan terapis
2) komunikasi terapis paling dasar menekankan kemanusiaan
3) perhatian utama terapis adalah menjadi seperti klien.

3. Teknik-Teknik Terapi

a. Paradoxial Intention 

Klien didorong untuk melakukan sesuatu pada hal yang sangat ia takuti ( mulai dari fobia hingga ke obsesif kompulsif). Teknik ini didasarkan pada kemampuan manusia untuk dapat memutus lingkaran setan, yaitu orang dengan neurosis psikogenik, seperti fobia, kecemasan, dan perilaku obsesif-kompulsif. Pada penerapan intensi paradoksial, terapis mencoba, untuk memobilisasi dan memanfaatkan kapasitas ekslusif manusia.

Pada kasus gangguan obsesif-kompulsif  klien berperang melawan obsesi atau dorongan . Namun, semakin ia melawan, gejala tersebut justru semakin menjadi kuat, mengacu pada Guttmann, intensi paradoksial telah digunakan dengan mepeningkatkan frekuensi dengan hasil yang baik terutama dalam mengobati klien yang menderita fobia dan gangguan obsesif-kompulsif.

b. Dereflection

Teknik ini dibangun pada kapasitas self-distancing dan self-transcendence manusia. Klien diminta untuk mengarahkan perhatian mereka jauh dari masalah mereka ke aspek yang lebih positif dari kehidupan mereka.

c. Modification of attitudes

Digunakan untuk noogenic neurosis, depresi, dan kecanduan. Ini juga dapat digunakan dalam menghadapi penderitaan yang terkait dengan keadaan, nasib atau penyakit. Penekanannya pada pada reframing sikap dari negatif ke positif.
Terapi Rasional Emotif (Rational-Emotive Therapy)

1. Konsep Dasar Pandangan Rasional Emotif tentang Perilaku/Kepribadian
Terapi rasional-emotif ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia dilahirkan dengan potensi rasional, berpikir lurus dan tidak rasional, berpikir tidak lurus. Orang memiliki kecenderungan untuk mempertahankan diri, kebahagiaan, pemikiran dan verbalisasi, penuh kasih,bertemu dengan orang lain, berpertumbuh dan aktualisasi diri. Manusia juga memiliki kecenderungan untuk penghancuran diri, menghindari pemikiran, penundaan, pengulangan tanpa akhir dari kesalahan, intoleransi, perfeksionisme dan menyalahkan diri sendiri, dan menghindari mengaktualisasikan potensi selama perkembangan.
2. Unsur-Unsur Terapi Rasional Emotif
Unsur-unsur terapi rasional emotif menurut Corey (1982) adalah sebagai berikut:

a. Tujuan Terapi

Ellis (1979) mengelompokkan arah dari RET terhadap klien:
1.      Self-Interest: tanpa menjadi benar-benar diserap ke dalam diri mereka, orang yang sehat secara emosional memiliki kapasitas untuk tertarik pada diri mereka sendiri.
2.      Social-Interest: manusia jarang memilih untuk menyendiri, dan mereka memiliki kepentingan dalam hidup secara efektif dengan orang lain dalam kelompok sosial.
3.      Self-Direction: meskipun secara emosional orang yang sehat mungkin lebih suka kerjasama dan dukungan orang lain, namun mereka tidak menuntut dukungan ini. mereka mampu memikul tanggung jawab untuk kehidupan mereka sendiri, dan mereka dapat bekerja untuk memecahkan secara independen sebagian besar masalah mereka sendiri.
4.      Tolerance: orang dewasa dapat tidak menghukum kesalahan orang lain atas perilaku orang tersebut. 
5.      Flexibility: orang sehat tetap fleksibel dalam ide-ide mereka, terbuka untuk berubah.
6.      Commitment: individu yang sehat memiliki kapasitas untuk menjadi benar-benar diserap dalam sesuatu di luar diri mereka sendiri.
7.      Self-Acceptance: orang sehat menerima diri karena mereka masih hidup, dan mereka menghindari mengukur diri mereka dengan prestasi eksternal dari evaluasi orang lain.

3. Teknik-Teknik Terapi Rasional Emotif

a. Cognitive Methods

RET sangat bergantung pada pemikiran, berselisih, berdebat, menantang, menafsirkan, menjelaskan, dan pengajaran. Berikut adalah beberapa teknik kognitif yang dapat dilakukan oleh terapis:

1.      Disputing of Irrational Beliefs: metode kognitif yang paling umum dari RET terdiri dari aktif/direktif menentang keyakinan irasional klien. Terapis menunjukkan klien bahwa mereka terganggu bukan karena peristiwa atau situasi tertentu tetapi karena persepsi klien tentang peristiwa dan karena sifat dan pernyataan terhadap diri mereka. Terapis menantang keyakinan irasional dengan mengajukan pertanyaan seperti: dimanakah bukti keyakinan Anda? mengapa hidup anda bisa mengerikan jika hidup tidak seperti yang Anda inginkan?
2.       Cognitive Homework: klien diberikan tugas, yang merupakan cara untuk melacak keharusan absolut yang merupakan bagian dari diri mereka. Seperti orang dengan bakat akting, namun takut berada di depan banyak orang karena takut gagal, orang tersebut diminta latihan melakukan sedikit akting di panggung, lalu terapis memberi pesan kepada orang tersebut untuk mengatakan sesuatu seperti: "saya bisa akting, saya akan melakukan yang terbaik yang saya dapat lakukan, tidak ada orang yang seperti saya, dan ini bukanlah akhir dari dunia."
3.      Client's Disputing of an Irrational Belief: dengan teknik ini, klien melakukan satu hal yang menjadi irasionalitas utama setiap hari selama sedikitnya sepuluh menit. Klien melakukan hal tersebut sampai keyakinan irasional tidak lagi berusaha ditahan, atau sampai berkurang.
4.      Bibliotherapy: meminta klien untuk membaca literatur rasional-emotif, yang dirancang untuk membantu mereka dalam proses restrukturisasi kognitif.
5.      Employing New Self-Statements: setelah klien belajar untuk melawan keyakinan merusak diri sendiri, kemudian melakukan pengajaran yang mengarah ke pernyataan rasional dan asumsi yang konstruktif.

b. Emotive Techniques

Secara emotif, terapis menggunakan berbagai prosedur, termasuk penerimaan tanpa syarat, rasional-emotif bermain peran, modeling, self-statements, citra rasional-emotif, dan latihan menyerang rasa malu. Klien diajarkan nilai penerimaan diri tanpa syarat. Meskipun perilaku mereka mungkin sulit untuk menerima, mereka sebagai pribadi memiliki nilai intrinsik. Mereka diajarkan bagaimana merusak itu adalah untuk menempatkan diri merasa kekurangan. Salah satu teknik utama mengajar klien penerimaan diri adalah modeling.


c. Behavioral Techniques

Praktisi biasanya menggunaka operant conditioning, self-management principles, systematic desensitization, instrumental conditioning, biofeedback, teknik relaksasi, dan modeling. Klien benar-benar melakukan hal-hal baru dan sulit, dan dengan cara ini mereka menempatkan pengetahuan mereka dengan bentuk tindakan nyata.
Terapi Behavior (Behavior Therapy)
1. Konsep Dasar

Terapi behavior adalah salah satu teknik yang digunakan dalam menyelesaikan tingkah laku yang ditimbulkan oleh dorongan dari dalam dan dorongan untuk memnuhi kebutuhan hidup, yang dilakukan melalui proses belajar agar bisa bertindak dan bertingkah laku lebih efektif, lalu mampu menghadapi situasi dan masalah dengan cara yang lebih efektif dan efisien.

2. Unsur-Unsur Terapi Behavior

a. Tujuan Terapi

Tujuan terapi behavior secara umum adalah untuk belajar menciptakan kondisi baru dengan asumsi bahwa belajar dapat memperbaiki masalah perilaku dan untuk meningkatkan kehidupan pribadi yang lebih efektif

b. Fungsi dan Peran Terapis

- Secara sistematis berusaha untuk mendapatkan informasi tentang anteseden situasional, dimensi perilaku masalah, dan konsekuensi dari masalah.
- klarifikasi masalah klien bersama dengan klien
- merencanakan target perilaku
- memformulasikan tujuan terapi
- mengidentifikasi kondisi
- melaksanakan rencana
- evaluasi keberhasilan dari perubahan rencana
- melakukan tindak lanjut asesmen.

Fungsi laing yang penting sebagai terapis adalah menjadi role modeling bagi klien. Salah satu proses dasar dimana klien belajar perilaku baru adalah melalui imitasi. Terapis sebagai pribadi menjadi model yang signifikan.

c. Pengalaman Klien dalam Terapi

Klien harus termotivasi untuk berubah dan harus bersedia untuk bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan terapi, baik selama sesi terapi dan dalam kehidupan sehari-hari. Jika klien tidak termotivasi, kemungkinan tipis bahwa terapi akan berhasil. Setelah terapi behavior sukses, klien mengalami peningkatan dalam memilih untuk berperilaku dengan baik secara pribadi.

d. Hubungan antara Terapis dan Klien

Pada terapi behavior, faktor seperti kehangatan, empati, keaslian, permisif, dan penerimaan yang diperlukan, tetapi tidak cukup untuk perubahan perilaku. Terapis behavior cenderung aktif dan direktif dan berfungsi membantu memecahkan masalah, Terapis juga harus bisa mendapatkan respect dari klien.

3. Teknik-Teknik Terapi Behavior

Untuk mencapai tujuan dalam proses konseling diperlukan teknik-teknik yang digunakan untuk pengubahan perilaku.

a. Desensitisasi sitematis

Desensitisasi sistematis merupakan teknik relaksasi yang digunakan untuk menghapus perilaku yang diperkuan secara negatif, biasanya berupa kecemasan, dan menyertakan respon yang berlawanan dengan perilaku yang akan dihilangkan dengan cara memberikan stimulus yang secara perlahan dan santai.

b. Terapi implosive

Terapi implosif dikembangkan atas dasar pandangan tentang seseorang yang secara berulang-ulang dihadapkan pada situasi kecemasan dan konsekuensi-konsekuensi yang menakutkan ternyata tidak muncul, maka kecemasan akan hilang. Atas dasar itu klien diminta untuk membayangkan stimulus-stimulus yang menimbulkan kecemasan.

c. Latihan perilaku asertif

Latihan perilaku asertif digunakan untuk melatih individu yang mengalami kesulitan untuk menyatakan dirinya bahwa tindakannya layak atau benar.

d. Pengkondisian aversi

Teknik pengkondisian diri digunakan untuk meredakan perilaku simptomatik dengan cara menyajikan stimulus yang tidak menyenangkan, sehingga perilaku yang tidak dikenehdaki tersebut terhambat kemunculannya.

e. Pembentukkan perilaku model

Perilaku model digunakan untuk membentuk perilaku yang sudah terbentuk dengan menunjukkan kepada klien tentang perilaku model audio, model fisik, atau lainnya yang dapat diamati dan diahami jenis perilaku yang akan dicontoh.

f. Kontrak perilaku

Kontrak perilaku adalah persetujuan antara dua orang atau lebih untuk mengubah perilaku tertentu pada klien. Dalam terapi nin konselor memberikan ganjaran positif yang penting dibandingkan memberikan hukuman jika kontrak tidak berhasil.

g. Token ekonomi

Token ekonomi dapat digunakan untuk membentuk tingkah laku apabila persetujuan dan pemerkuat yang tidak bisa diraba lainnya tidak memberikan pengaruh. Dalam token ekonomi, tingkah laku yang layak bisa diperkuat dengan perkuatan yang nyata yang nantinya bisa ditukarkan dengan objek atau hak istimewa yang diinginkan. Tujuan prosedur ini adalah mengubah motivasi yang ekstrinsik menjadi motivasi yang intrinsik. Diharapkan bahwa perolehan tingkah laku yang diinginkan akhirnya dengan sendirinya akan menjadi cukup mengganjar untuk memelihara tingkah laku yang baru.
Terapi Kelompok (Group Therapy)
1. Konsep Dasar

Fokus dari terapi kelompok adalah pada terapi yang dilakukan pada dinamika kelompok dan kemampuan interpesonal, bukan pada perubahan kepribadian dasar. Terapi kelompok lebih berfokus pada perbaikan dan rekonstruksi sifat dari pada pengelolaan masalah perkembangan yang sedang terjadi. Karena populasi klien yang cenderung menderita masalah emosional yang lebih parah, penawaran psikoterapi kelompok dengan kesulitan masalalulah yang menghambat fungsi saat ini.

Terapi kelompok biasanya mencoba untuk membantu peserta untuk mengalami kembali situasi yang menyakitkan dan untuk mengekspresikan perasaan secara intensif, seperti kebencian intens. karena ini pengalaman traumatis yang muncul kembali dalam kelompok, peserta mendapatkan wawasan tentang bagaimana masalalu mereka yang penuh dinamika secara sadar mengganggu fungsi kelompok. Terapi ini cenderung dilakukan dengan durasi yang relatif lama. Terapi kelompok dapat didasarkan pada berbagai model terapi termasuk psikoanalisis, behavior, dan kerangka kerja fenomenologis.

2. Unsur-Unsur Terapi Kelompok

a. Tujuan terapi

Meningkatkan identitas diri, menyalurkan emosi dna membagi perasaan antar sesama didalam kelompok, meningkatkan keterampilan hubungan sosial, meningkatkan kemampuan hidup mandiri

b. Fungsi Terapis

Wolf (1963) menemukan fungsi-fungsi lain dari konselor sebagai pemimpin kelompok, yaitu :

1.      Berusaha untuk mengakui kesalahan sendiri dan merasa rela memberikan beberapa fungsi kepemimpinan kepada para anggota kelompok, apabila fungsi itu mempunyai manfaat terapeutik bagi kelompoknya.
2.      Menghindari sikap diktator dan gaya kepemimpinan yang memojokkan anggota untuk mengikuti pendapat terapis.
3.      Menyambut baik pernyataan pengalihan dalam kelompok sebagai kesempatan untuk keberhasilan kerja.
4.      Membimbing anggota ke arah kesadaran penuh dan ke arah integrasi sosial.
5.      Melihat kelompok yang dipimpinnya sebagai wahana yang mempunyai potensi yang kuat.
6.      Mengakui kemampuan potensial para anggota kelompok dalam menafsirkan dan mengintegrasikan materi yang dihasilkan oleh anggota lain dan mengakui kemampuan mereka untuk mendekati kebenaran yang tidak disadarinya.
7.      Waspada terhadap perbedaan individual di dalam kelompoknya.
8.      Menggunakan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan konflik di dalam kelompok.
9.      Mempertahankan sikap optimis apabila kelompok mulai merasa bimbang.
10.  Member contoh mengenai kesederhanaan, kejujuran dan bertindak langsung.
11.  Menciptakan suasana emosional yang bebas dengan membuka perasaannya.
3. Teknik-Teknik Terapi Kelompok

Menurut Brammer, Shostrom dan Abrego (1994), teknik-teknik dalam terapi kelompok adalah sebagai berikut:

a. Psychodrama Techniques
Psikodrama sebagai teknik bermain peran untuk membantu klien dengan menerapkan adegan dari masalah mereka yang akan meningkatkan pemahaman mereka tentang konflik mereka.
Bermain peran akan membantu klien memperoleh perspektif yang lebih baik dari diri mereka sendiri dan orang lain. dapat digunakan, misalnya, untuk berlatih menghadapi situasi sosial yang sulit klien.
Bahkan ketika bisa digunakan dalam situasi kelompok pekerja yang memenuhi syarat, penekanan harus ditempatkan pada kenyataan bahwa banyak komplikasi dapat timbul jika tidak dilakukan dengan benar. Bach (1954) memperingatkan efek traumatis kemungkinan akan tereksternalisasi mengancam melalui bermain peran.

b. T-Group Techniques
Salah satu kontribusi utama dari Training (T) kelompok untuk para klien memahami proses pengambilan keputusan mereka sendiri. Kelompok diberikan daftar 15 barang dan diminta untuk mengurutkan peringkat barang-barang tersebut dimulai dari hal yang penting bagi mereka untuk bertahan hidup. Kelompok ini kemudian diminta untuk berdiskusi mengenai pengalaman mereka, mengeksplorasi pola kepemimpinan, resolusi konflik, dan proses pengambilan keputusan.

c. Encounter Techniques
Teknik encounter (pertemuan) dimanfaatkan untuk meningkatkan kesadaran diri. Misalnya, digunakan untuk memperluas kesadaran sensorik dan kepercayaan interpersonal. Peserta secara berpasangan diminta untuk memandu pasangan dengan mata tertutup dan menggunakan tangan untuk mengeksplorasi sambil berjalan. Memandu untuk melindungi pengikut/pasangannya dari setiap langkah menuju bahaya, seperti pohon, atau dinding dan membujuk pasangan untuk mengeksplorasi berbagai bau dan tekstur tanpa menggunakan kata-kata. Kedua pasangan juga bertukar peran, kemudian mendiskusikan pengalaman mereka. Contoh lain dari latihan encounter adalah di mana dua mitra duduk kembali ke belakang dan melakukan percakapan. Pasangannya kemudian memproses pengalaman berbicara tanpa isyarat visual.

d. Behavioral Techniques
Banyak teknik behavior seperti modeling, pelatihan keterampilan, memecahkan masalah dan relaksasi juga digunakan dalam terapi kelompok. Misalnya, dalam kelompok pelatihan asertif, peserta dijelaskan situasi di mana mereka ingin menjadi lebih tegas. Peserta akan mendapatkan ide-ide untuk bagaimana menangani situasi. Situasi dapat dilatih berulang-ulang sampai peserta merasa puas dengan kemampuannya untuk berperilaku asertif.

e. Dance and Art Therapy
teknik ini akan mendorong kesadaran tubuh, gerakan kreatif, dan interpersonal empati. Anggota kelompok berpasang-pasangan. Satu orang mengambil peran sebagai pemimpin, dan pengikutnya mencoba untuk menjadi bayangan cermin dari pemimpin, mengikuti gerakan pemimpin semirip mungkin. Mematung adalah teknik terapi seni di mana peserta diminta untuk mematung merupakan representasi dari diri mereka sendiri, keluarga mereka, dunia mereka, masalah mereka, dan kemudian menceritakan hasil dengan anggota kelompok lainnya.

SUMBER :

Corey, G. (1995). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: PT Eresco.
Hersen, H. &Sledge, W.H. (2002). Encyclopedia of psychoterapy Volume 2. London: Academic Press.
Morse, S.J. & Watson, R.I. (1977). Psychotherapies: a comparative casebook. New York: Holt, Reinhart and Winston. 
Brammer, L. M. (1994). Therapeutic psychology fndamentals of counseling and psychotherapy. Fifth Edition. New Jersey: Prentice Hall.
Corey, G. (1982). Theory and practice of counseling and psychotherapy. Belmont, CA: Brooks/Cole Publishing Company.
Corey, G. (2009). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.